Senin, 13 Juni 2011

Menuju Kesempurnaan Diri


Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Katanya, manusia itu mahluk sempurna ya? Apakah kesempurnaan itu sudah kita warisi sejak lahir atau baru sekedar ‘potensi’ untuk sempurna? Faktanya, tidak ada manusia yang langsung hebat begitu dia lahir. Jadi, pastilah kesempurnaan manusia itu harus diperjuangkan. Begantung nilai perjuangannya; ada manusia yang semakin mendekati kesempurnaan diri, dan ada juga yang begitu-begitu saja. Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa semakin dekat kepada kesempurnaan itu?

Kesempurnaan itu dibangun dari elemen-elemen kecil berupa kualitas pribadi kita. Semakin banyak elemen yang bisa kita perbaiki, semakin dekat kita kepada kesempurnaan diri. Saya merangkum 5 cara yang bisa Anda tempuh untuk memperindah elemen-elemen diri itu. Berikut ini ulasannya.

1. Adu kualitas kerja dengan kualitas diri. Kualitas kerja seseorang mewakili kualitas pribadinya. Cek apakah kualitas kerja Anda sudah sama dengan kualitas pribadi Anda. Jika sudah sama; maka Anda sudah mencapai setengah jalan menuju diri Anda yang sesungguhnya. Setengahnya lagi apa? Belajar lagi sesuatu untuk meningkatkan kualitas diri Anda sedikit lagi. Lalu, adu lagi hasil kerja Anda, dan seterusnya.

2. Adu jumlah waktu tersia-siakan dengan waktu produktif. Waktu Anda hari ini, berbeda dengan waktu yang sudah berlalu. Sedangkan waktu yang disia-siakan sama sekali tidak meningkatkan nilai diri Anda. Coba periksa kembali, mana yang lebih banyak; waktu produktif Anda atau waktu yang Anda sia-siakan. Pastikan, bahwa waktu yang berharga itu mendukung proses penyempurnaan kapasitas diri Anda.

3. Adu gengsi dengan mawas diri. Gengsi ditandai dengan keengganan untuk mengakui kelemahan yang kita memiliki. Tersinggung jika ada orang yang menunjukkan kelemahan itu. Membela diri atau mencari pembenaran, meskipun hati kecil mengakuinya. Jika Anda selalu mawas diri, terbuka terhadap kritikan dan masukan, lalu melakukan perbaikan demi perbaikan; maka semakin hari, Anda menjadi semakin baik.

4. Adu kesombongan dengan kerendahan hati. Orang yang sombong itu tidak mau belajar dari orang lain yang derajatnya dinilai lebih rendah. Sekalipun orang yang dipandang rendah itu memiliki keluasan ilmu dan hikmah, jika Anda sombong tidak bisa mengambil pelajaran apapun. Sebaliknya kerendahan hati menuntun Anda untuk belajar dari siapapun sehingga semakin hari, pengetahuan dan keterampilan Anda menjadi semakin tinggi. Selalu ada peluang untuk meningkatkan kapasitas diri bagi mereka yang rendah hati.

5. Adu kebatilan dengan ketakwaan. Ingatlah bahwa tujuan akhir dari kehidupan kita adalah kembali kepada Tuhan. Sempurna atau tidaknya seseorang pada akhirnya akan ditentukan oleh penilaian yang Tuhan berikan. Sedangkan dimata Tuhan, manusia itu sama kecuali nilai takwanya. Artinya, seberapa patuh dia kepada perintah Tuhannya. Apakah perintah Tuhan itu? Menghindari perbuatan buruk, dan mengerjakan amal saleh. Jika manusia sudah mampu memenuhi perintah Tuhan itu, maka dia telah berhasil mencapai kesempurnaan dirinya.

Kesempurnaan bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Namun, dengan mempraktekkan ke-5 hal diatas, saya yakin kita akan bisa mengimbangi kelemahan yang kita miliki dengan keunggulan yang mumpuni. Dengan begitu, kita akan semakin dekat dengan kesempurnaan insani.

Mari Berbagi Semangat!

diteruskan oleh JOJO

Dadang Kadarusman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar